
UIN Siber Cirebon (Pekalongan) — Universitas Islam Negeri K.H. Abdurrahman Wahid (UIN Gus Dur) Pekalongan mencetak sejarah baru dalam pengabdian masyarakat berbasis nilai keislaman dan ekologi. Sebanyak 500 mahasiswa resmi diterjunkan dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) ke-63 Tematik Ekoteologi dan Pertanahan, Senin (13/10), di Gedung Student Center kampus tersebut.
Kegiatan ini menjadi momentum penting karena diresmikan langsung oleh Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nusron Wahid, S.S., M.Si., yang turut melepas para peserta KKN dalam upaya percepatan sertifikasi tanah wakaf.
Acara peluncuran ini juga dihadiri oleh jajaran pejabat nasional dan regional, termasuk Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kementerian Agama RI, para Kakanwil Kemenag se-Jawa dan DIY, serta para rektor UIN dari seluruh Indonesia, Termasuk UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon Prof. Dr. H. Aan Jaelani, M.Ag.,yang menunjukkan dukungan kolektif terhadap gerakan nasional ini.
Kampus, Pemerintah, dan Wakaf: Sinergi Nyata dari Pekalongan
Rektor UIN Gus Dur Pekalongan, Prof. Dr. H. Zaenal Mustakim, M.Ag., menjelaskan bahwa KKN tematik ini merupakan kelanjutan dari program KKN Ekoteologi sebelumnya yang pernah mengangkat isu mangrove, sampah, dan stunting.
“KKN kita harus berdampak, sesuai amanat Menteri Agama. Tahun ini kita padukan antara ekoteologi dan pertanahan, dengan target menyelesaikan 2.093 sertifikat tanah wakaf di Kota dan Kabupaten Pekalongan dalam waktu dua bulan,” tegasnya.
Mahasiswa akan terjun langsung ke masyarakat untuk melakukan pendataan, verifikasi, dan pendampingan dalam proses sertifikasi. Ini merupakan bagian dari pilot project nasional yang diinisiasi dari Pekalongan.
Tonggak Sejarah: Kolaborasi Dua Kementerian dan Kampus untuk Wakaf
Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kemenag RI, Prof. Dr. H. Waryono, S.Ag., M.Ag., menyebut bahwa inisiatif ini adalah catatan sejarah penting karena untuk pertama kalinya dua kementerian—Kemenag dan ATR/BPN—bersinergi langsung dengan kampus dalam pemberdayaan aset wakaf secara nasional.
“Hari ini menjadi tonggak sejarah. Dari Pekalongan, kita bangkit untuk memperkuat gerakan sertifikasi tanah wakaf,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa sertifikasi bukan sekadar legalitas administratif, tetapi langkah awal menuju wakaf produktif yang memberikan dampak sosial dan ekonomi nyata bagi umat.
“Kita menargetkan 445.000 titik tanah wakaf di seluruh Indonesia untuk disertifikasi. Ini bukan hanya soal legalitas, tetapi bagaimana aset umat bisa benar-benar produktif,” jelasnya.
Menteri ATR/BPN: Mahasiswa Harus Terlibat Langsung dalam Isu Strategis Umat
Dalam sambutannya, Menteri ATR/BPN Nusron Wahid menyambut baik partisipasi mahasiswa dalam KKN tematik ini. Menurutnya, keterlibatan generasi muda dalam isu-isu keumatan seperti wakaf jauh lebih relevan dibandingkan KKN biasa yang bersifat umum.
“Ya apik. Ini bagus karena mahasiswa UIN diberi ruang untuk belajar langsung tentang persoalan wakaf. Itu pas banget, wong memang bidangnya,” kata Nusron.
Ia mengungkapkan bahwa masih ada sekitar 300 ribu bidang tanah wakaf yang belum tersertifikasi di Indonesia, dan sekitar 2.993 bidang berada di wilayah Pekalongan yang menjadi prioritas percepatan tahun ini.
“Sebelum disertifikatkan tentu ada proses verifikasi data, baik yuridis maupun faktual. Di sinilah peran penting mahasiswa dan masyarakat,” tambahnya.
Paradigma Baru Wakaf: Dari 3M Menuju Ekonomi Umat
Kolaborasi ini juga mendorong pergeseran paradigma tentang wakaf di masyarakat. Wakaf tak lagi sekadar terbatas pada maqbarah (makam), masjid, dan madrasah, tapi juga harus berkembang menjadi wakaf produktif.
“Aset wakaf bisa jadi pusat ekonomi umat, mal, toko, hingga usaha sosial. Ini yang sedang kita dorong,” terang Prof. Waryono.
Dari Kampus untuk Negeri
KKN Tematik Ekoteologi dan Pertanahan UIN Gus Dur Pekalongan bukan hanya kegiatan akademik, tapi juga gerakan sosial dan spiritual. Kolaborasi lintas institusi ini diharapkan menjadi model nasional dalam pengelolaan dan pemberdayaan aset wakaf di Indonesia.
Dengan keterlibatan mahasiswa, dosen, kementerian, dan masyarakat, Pekalongan menjadi titik awal gerakan besar menuju kemandirian umat melalui sertifikasi dan produktivitas wakaf.