KUA Harjamukti Gelar Bimbingan Perkawinan, Mahasiswa PPL UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon Turut Terlibat

UIN Siber Cirebon – Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Harjamukti menggelar Bimbingan Perkawinan bagi calon pengantin sebagai bagian dari program pembinaan keluarga sakinah, mawaddah, warahmah. Kegiatan ini diikuti oleh 13 pasangan calon pengantin, dengan sebagian hadir berdua bersama pasangannya dan sebagian lain diwakili oleh salah satunya saja.(09/09).

Bimbingan perkawinan ini tidak hanya menghadirkan para peserta, tetapi juga melibatkan mahasiswa Praktik Profesi Lapangan (PPL) dari jurusan Bimbingan Konseling Islam (BKI), Tasawuf Psikoterapi, dan Ilmu Hadis UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon. Kehadiran mahasiswa ini menjadi bagian dari pembelajaran langsung dan pendampingan lapangan dalam memberikan edukasi kepada masyarakat.

Acara diisi dengan materi dari berbagai narasumber lintas lembaga, di antaranya:

  • Muhammad Khaerudin, S.Pd.I. (Penyuluh Agama Islam KUA Harjamukti),
  • Ahmad Mujtahid Lafif, S.Pd.I., M.Pd. (Kepala BP4),
  • Anna Nurcholifah (KPA Kota Cirebon),
  • Adhitya (BKKBN),
  • serta tenaga kesehatan dari Puskesmas.

Materi yang disampaikan meliputi pilar dalam membentuk keluarga sakinah, cara merawat dan mempertahankan pernikahan, pentingnya komunikasi dalam rumah tangga, kesehatan reproduksi, hingga nilai-nilai keagamaan sebagai landasan hidup berumah tangga.

Penyuluh Agama Islam, Muhammad Khaerudin, S.Pd.I., menekankan pentingnya menjadikan agama sebagai pondasi utama dalam memilih pasangan.

“Dalam ajaran Islam terdapat empat kriteria utama dalam memilih calon pasangan hidup, yaitu agama, harta, nasab atau keturunan, serta rupa atau penampilan. Namun, dari keempat kriteria tersebut, agama adalah yang paling ditekankan oleh Rasulullah SAW sebagai pertimbangan terpenting dalam membangun rumah tangga yang diridhai Allah,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala BP4, Ahmad Mujtahid Lafif, S.Pd.I., M.Pd., menambahkan bahwa bimbingan perkawinan menjadi langkah preventif untuk menekan angka perceraian.

“Melalui program ini, calon pengantin dibekali dengan keterampilan menyelesaikan konflik, membangun komunikasi efektif, serta kesiapan mental dan spiritual dalam berumah tangga,” tuturnya.

Kegiatan ini menjadi penting untuk dipublikasikan karena menyentuh isu ketahanan keluarga, yang kini menjadi perhatian nasional. Sinergi berbagai pihak – mulai dari KUA, BP4, KPA, BKKBN, hingga puskesmas – menunjukkan bahwa pembinaan calon pengantin bukan hanya tanggung jawab satu lembaga, melainkan kerja bersama demi mencetak generasi keluarga tangguh.

Dengan adanya bimbingan ini, diharapkan para peserta lebih siap dalam menjalani kehidupan rumah tangga, serta mampu membangun keluarga harmonis yang berlandaskan nilai-nilai agama dan kearifan.