
UIN Siber Cirebon — Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) Universitas Islam Negeri (UIN) Siber Syekh Nurjati Cirebon sukses menyelenggarakan Studium Generale 2025 bertajuk “Implementasi Pendidikan Inklusif Anak Usia Dini dan Kesadaran atas Disleksia” pada Kamis (16/10/2025). Kegiatan ini dilaksanakan secara hybrid — luring di Auditorium Lantai 5 FITK dan daring melalui Zoom Meeting — dengan menghadirkan narasumber nasional dan internasional dari berbagai bidang keilmuan.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa dan pendidik PAUD tentang pentingnya pendidikan inklusif serta upaya penanganan anak dengan disleksia, terutama di lingkungan pendidikan anak usia dini. Fokus utama kegiatan ini adalah menumbuhkan kesadaran, empati, dan kompetensi guru PAUD dalam menghadapi keragaman karakteristik belajar anak.
Dalam sambutannya, perwakilan dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Prof. Dr. Widodo Winarso, M.Pd, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon untuk membangun sistem pendidikan yang inklusif, humanis, dan adaptif terhadap kebutuhan setiap anak.
Acara Studium Generale ini menghadirkan lima narasumber inspiratif:
- Nordiana Zakir, Ph.D. (University Brunei Darussalam) sebagai narasumber utama, memaparkan konsep inclusive early childhood education dengan menekankan pentingnya pelatihan guru untuk mengenali dan mengakomodasi perbedaan individu pada anak.
- Kristiantini Dewi, Sp.A., dokter spesialis anak sekaligus Ketua Asosiasi Disleksia Indonesia, menjelaskan aspek medis dan psikologis disleksia serta pentingnya deteksi dini.
- Citra Sabrina, S.Psi., M.Psi., psikolog pendidikan, membahas strategi intervensi dan pendampingan anak disleksia di ruang kelas.
- Muammar Qadafi, M.Pd., mahasiswa doktoral di Queensland University, Australia, memaparkan perspektif internasional tentang praktik pendidikan inklusif di sekolah-sekolah global.
- Andrew Okta Mahendra, M.Pd., guru di Sangkhom Islam Wittaya School, Thailand, berbagi pengalaman penerapan model inklusif di sekolah berbasis nilai-nilai Islam.
Dalam salah satu sesi yang menarik perhatian peserta, dr. Kristiantini menegaskan bahwa terapi bagi anak disleksia bukan semata soal kemampuan membaca, tetapi lebih luas dari itu.
“Terapi untuk disleksia bukan hanya mengajarkan kemampuan membaca, tetapi juga membangun kembali rasa percaya diri dan kegembiraan dalam belajar,” ungkapnya.
Selain forum akademik, kegiatan ini juga diisi dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Jurusan PIAUD UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon dan Metamorfosa Community Learning, sebuah lembaga yang bergerak di bidang pendidikan alternatif dan pengembangan anak berkebutuhan khusus. Kerja sama ini menjadi langkah strategis untuk memperluas kolaborasi dalam riset, pelatihan guru, dan pengembangan modul pendidikan inklusif.
Partisipasi aktif mahasiswa PIAUD dan para guru PAUD dari berbagai daerah menunjukkan antusiasme tinggi terhadap isu pendidikan inklusif dan kesadaran disleksia. Melalui kegiatan ini, Jurusan PIAUD UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon menegaskan perannya sebagai garda terdepan dalam pengembangan pendidikan anak usia dini yang inklusif, berkeadilan, dan berlandaskan nilai-nilai Islam.