Pranata Humas UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon Ikuti Rakor Humas Kemenag RI 2025: Perkuat Peran Humas di Era Digital dan AI

UIN Siber Cirebon (Jakarta, Kemenag) — Tiga pranata humas dari Universitas Islam Negeri (UIN) Siber Syekh Nurjati Cirebon, yakni Mohamad Arifin, Amelia Ayu Lestari, dan Oktavianus Bere, berpartisipasi dalam kegiatan Rapat Koordinasi (Rakor) Humas Kementerian Agama (Kemenag) Seluruh Indonesia Tahun 2025 yang digelar secara hybrid pada Kamis (6/11/2025).

Kegiatan nasional ini mempertemukan para pejabat dan pranata humas dari seluruh satuan kerja Kemenag, termasuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN), dalam rangka memperkuat strategi komunikasi publik di era digital dan kecerdasan buatan (AI).

Hadapi Serbuan Media Sosial, Humas Dituntut Adaptif dan Kreatif

Dalam paparannya, Staf Khusus Menteri Agama Bidang Komunikasi dan Media, Ismail Cawindu, menegaskan bahwa tantangan utama humas Kemenag saat ini adalah menghadapi “serbuan” media sosial yang begitu masif di era digital.

“Kemenag sebagai lembaga publik sering kali dipersepsikan negatif dan dianggap bertanggung jawab atas berbagai persoalan sosial hanya karena terkait dengan isu keagamaan, seperti rumah ibadah, pesantren, atau madrasah. Di sinilah peran humas menjadi sangat penting dalam membangun citra positif dan komunikasi yang menenangkan publik,” ujar Ismail.

Ia memaparkan sejumlah pencapaian penting Kemenag di ranah komunikasi publik. Dalam 100 hari pertama Kabinet Merah Putih, Kemenag berhasil menembus 10 besar lembaga pemerintah dengan kinerja komunikasi terbaik, dan setahun kemudian, lembaga ini bahkan menempati peringkat 1–2 nasional, disertai berbagai penghargaan, termasuk dari GPR Institute.

Menurut Ismail, capaian tersebut tidak lepas dari kerja keras jajaran humas di seluruh Indonesia. Untuk mempertahankan kinerja itu, Humas Kemenag harus memperkuat beberapa aspek strategis, antara lain:

  • Penguatan SDM Humas, melalui pelatihan konten kreatif, literasi digital, etika komunikasi, dan pembentukan tim kreatif digital pusat-daerah.
  • Optimalisasi Media dan Kolaborasi, termasuk pemanfaatan media sosial, media elektronik, dan media gathering
  • Manajemen Krisis dan Penanganan Hoaks, lewat pembentukan tim tanggap isu dan koordinasi cepat dengan Komdigi.
  • Kampanye Positif dan Kolaboratif, dengan melibatkan influencer dan mengangkat narasi moderasi beragama.
  • Etika Kehumasan Digital, menjunjung integritas, netralitas, serta menjauhi konten provokatif dan partisan.

“Bahasa agama perlu dimasukkan ke dalam kehumasan digital. Kita butuh religious digital communicators yang inspiratif — humas yang tidak hanya informatif, tapi juga menenangkan dan mencerahkan,” imbuhnya.

Kinerja Media Sosial Jadi Tolok Ukur Mutu Kehumasan

Sementara itu, Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi (HKP) Kemenag RI, Thobib Al- Asyhar, menyampaikan bahwa kinerja komunikasi publik kini diukur secara konkret melalui performa media sosial tiap satuan kerja.

Menurutnya, aktivitas media sosial semua satker Kemenag telah mendapat apresiasi publik dan menjadi indikator penting kesungguhan kinerja lembaga. Dua minggu ke depan, lanjut Thobib, akan dilakukan pemantauan aktivitas media sosial tiap unit sebagai laporan kepada pimpinan.

“Setiap satuan kerja minimal harus aktif mengelola empat kanal media sosial utama — YouTube, Instagram, TikTok, dan X (Twitter) — dengan prinsip one day one content,” ujarnya.

Thobib menambahkan bahwa pemantauan media sosial internal meliputi jumlah unggahan, interaksi publik (komentar, like, share, tayangan, simpan), serta penggunaan tagar. Ia juga mengingatkan pentingnya konsistensi key visual dalam setiap publikasi Kemenag, termasuk warna, tipografi, dan identitas visual, agar tercipta atmosfer komunikasi yang seragam dan profesional.

“Informasi yang disampaikan harus berimbang, mencerminkan bahwa Kemenag adalah lembaga untuk semua agama, serta menonjolkan layanan publik, capaian, dan dampak nyata program kepada masyarakat,” tegasnya.

UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon Siap Kolaborasi Perkuat Kehumasan Digital

Keikutsertaan tim Pranata Humas UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon dalam kegiatan nasional ini menjadi bukti komitmen universitas terhadap profesionalisme dan transformasi digital di bidang komunikasi publik.

Melalui Rakor ini, para pranata humas UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon berkesempatan memperdalam strategi komunikasi digital, pengelolaan krisis, serta penguatan narasi moderasi beragama dan branding kampus siber di bawah payung besar Kementerian Agama Republik Indonesia.

UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon terus berupaya membangun ekosistem kehumasan modern yang informatif, inklusif, dan inspiratif, sejalan dengan visi universitas sebagai Cyber Islamic University yang berdaya saing global dan berkomitmen terhadap tata kelola komunikasi publik yang transparan dan beretika.