UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon dan AMAN Perkuat Kolaborasi Global: Dorong Islam Progresif, Perdamaian, dan Keadilan Gender di Era Digital

UIN Siber Cirebon — Dalam langkah strategis untuk memperkuat kolaborasi internasional di bidang keislaman, perdamaian, dan keadilan sosial, UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon menjalin kerja sama resmi dengan Asian Muslim Action Network (AMAN) melalui penandatanganan Nota Kesepakatan (MoU) yang berlangsung pada Kamis (30/10/2025).

Penandatanganan dilakukan oleh Prof. Dr. H. Hajam, M.Ag., selaku Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, dan Dwi Rubiyanti Kholifah, M.A., Direktur AMAN Indonesia. Kesepakatan ini menandai sinergi dua institusi yang memiliki visi serupa: membumikan nilai-nilai Islam rahmatan lil alamin melalui riset, pemberdayaan, dan pendidikan lintas sektor.

Indonesia sebagai Contoh Islam Rahmatan lil Alamin di Dunia

Dalam pertemuan tersebut, Rubi Kholifah menegaskan peran strategis Indonesia di mata dunia internasional sebagai model negara yang mampu menjaga keseimbangan antara nilai-nilai keagamaan dan semangat kebangsaan.

“Indonesia menjadi contoh nyata bagaimana negara dengan mayoritas Muslim dapat menghadirkan Islam yang inklusif dan penuh kasih sayang. Dunia menaruh perhatian besar karena kita berhasil menjaga perdamaian dengan melibatkan masyarakat sipil dan lembaga-lembaga keagamaan seperti NU dan Muhammadiyah,” jelas Rubi.

Ia juga menambahkan bahwa selama lebih dari 18 tahun terakhir, model perdamaian berbasis masyarakat yang dikembangkan di Indonesia mendapat respon positif dari komunitas internasional. Saat ini, AMAN memilih untuk mendorong pihak luar datang dan belajar langsung ke Indonesia, agar mereka bisa melihat praktik nyata pemberdayaan di pesantren dan lembaga sosial Islam.

Sinergi Akademisi dan Praktisi: Integrasi untuk Pemberdayaan Nyata

Kolaborasi antara AMAN dan UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon sejatinya telah terjalin sejak tahun 2017. Namun, kerja sama kali ini difokuskan pada penguatan hubungan antara akademisi dan praktisi agar mampu menciptakan jembatan yang lebih kokoh dalam penyebaran pengetahuan Islam progresif.

“Kami berharap ruang akademisi dan praktisi dapat terintegrasi di UIN Siber. Aktivisme membutuhkan perspektif ilmiah agar intervensi sosial bisa lebih tepat sasaran dan berbasis kajian akademik,” ujar Rubi Kholifah.

Dalam sesi diskusi, kedua pihak juga membahas potensi pengembangan short course bertema Islam dan gender dengan pendekatan mubadalah atau Islam terbuka, serta riset kolaboratif, policy brief, dan penerbitan karya akademik bersama.

Menanggapi Tantangan Global dan Era Digital

Pertemuan tersebut juga menyoroti sejumlah tantangan baru yang perlu direspons bersama, seperti migrasi dan perdagangan orang, ekstremisme berbasis kekerasan, serta ancaman disinformasi di media sosial.

Untuk menjawab tantangan tersebut, disepakati perlunya intervensi berbasis riset dan kajian sosial-kultural agar setiap langkah memiliki dasar empiris yang kuat.

“Intervensi yang efektif harus dimulai dari riset yang mendalam dan didukung oleh praktik pemberdayaan masyarakat. Integrasi akademisi dan praktisi memungkinkan intervensi yang lebih akurat dan berbasis pada kebaikan sosial,” tegas Rubi.

Selain itu, ia juga menyoroti pentingnya digitalisasi pengetahuan Islam Indonesia agar pemikiran-pemikiran progresif dapat diakses secara luas dan menjadi referensi global.

Isi Nota Kesepakatan: Kolaborasi untuk Tri Dharma dan Internasionalisasi

Dalam Nota Kesepakatan yang ditandatangani, kedua pihak sepakat untuk bekerja sama dalam tiga bidang utama Tri Dharma Perguruan Tinggi — pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, serta pengabdian kepada masyarakat — yang terintegrasi dengan program internasionalisasi.

Ruang lingkup kerja sama mencakup isu-isu strategis seperti Islam progresif, perdamaian, keadilan gender, keadilan iklim, penanganan ekstremisme kekerasan, serta isu-isu global Sustainable Development Goals (SDGs).

Nota kesepakatan ini berlaku selama lima tahun, dan akan ditindaklanjuti melalui perjanjian kerja sama operasional (PKS) di antara unit-unit teknis kedua lembaga.

Bangun Ekosistem Pengetahuan Islam Digital dan Inklusif

Wakil Rektor III UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, Prof. Dr. H. Hajam, M.Ag., menyampaikan bahwa kerja sama ini sejalan dengan visi UIN Siber sebagai Cyber Islamic University yang mengedepankan integrasi ilmu, teknologi, dan nilai-nilai Islam universal.

“Kolaborasi dengan AMAN ini memperluas jejaring global UIN Siber dalam memperjuangkan nilai Islam rahmatan lil alamin. Kami berkomitmen membangun ekosistem pengetahuan Islam yang digital, inklusif, dan berorientasi pada kemaslahatan manusia,” ujarnya.

Komitmen Bersama untuk Perdamaian dan Inovasi Sosial

Pertemuan diakhiri dengan penandatanganan resmi MoU dan sesi foto bersama antara kedua lembaga, menandai komitmen bersama untuk memperkuat kerja sama akademik dan kemanusiaan di tingkat nasional dan global.

Melalui kemitraan ini, UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon dan AMAN menegaskan peran Indonesia sebagai pusat rujukan Islam progresif dunia — Islam yang berkeadilan, berperikemanusiaan, dan berorientasi pada perdamaian global.