
UIN Siber Cirebon – UPT Pusat Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Siber Syekh Nurjati Cirebon kembali meneguhkan kiprahnya sebagai pusat edukasi dan pelestarian budaya. Bertempat di Gedung SBSN lantai 8, Kamis (2/10), digelar Diskusi Budaya bertajuk “Tradisi Panjang Jimat dan Romantisme Seni Pertunjukkan: Jejak Luhur Budaya Cirebon.”
Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber sekaligus alumni kampus, yakni Farihin Niskala, M.Hum., filolog dan sejarawan Cirebon, serta Akbarudin Sucipto, S.Sos., budayawan Cirebon.
Panjang Jimat: Tradisi Muludan Bernilai Syiar dan Filosofi
Dalam paparannya, Farihin mengulas sejarah panjang tradisi Panjang Jimat yang sudah dimulai sejak 1470 M, masa kedatangan Sunan Gunung Jati ke Cirebon. Tradisi ini, menurutnya, bukan hanya perayaan kelahiran Nabi Muhammad SAW, tetapi juga media syiar Islam yang dipadukan dengan budaya lokal.
Ia menguraikan makna istilah panjang (piring pusaka bundar besar) dan jimat (nasi yang disertai lantunan shalawat), hingga prosesi Gamelan Sekaten di Keraton yang mengajak masyarakat mengucapkan dua kalimat syahadat melalui simbol tradisi.
“Panjang Jimat adalah warisan yang bukan hanya ritual keagamaan, tapi juga jejak syiar Islam Sunan Gunung Jati yang menggunakan pendekatan budaya,” jelas Farihin.
Puncak peringatan, yang dikenal dengan sebutan Pelal Ageng, menampilkan pawai alegoris tentang kelahiran Nabi Muhammad SAW. Iring-iringan tersebut memadukan kisah keislaman dengan simbol-simbol lokal, memperlihatkan akulturasi yang adhiluhung.
Tarling: Musik Rakyat yang Jadi Identitas Cirebon
Sementara itu, Akbarudin Sucipto membawakan materi tentang Seni Tarling Cirebonan yang lahir pada awal abad ke-20 sebagai perpaduan budaya Jawa, Sunda, dan Tionghoa. Tarling, singkatan dari “gitar” dan “suling”, berkembang sebagai hiburan rakyat sekaligus media penyampai pesan moral.
Ia menjelaskan ciri khas tarling—mulai dari instrumen gitar akustik, suling bambu, hingga kendang Cirebon, serta teknik vokal berbahasa Cirebon yang interaktif dan penuh improvisasi.
“Tarling bukan sekadar musik. Ia adalah cerminan jiwa masyarakat Cirebon yang sarat nilai kearifan lokal,” tegas Akbar.
Menurutnya, tarling berperan besar sebagai media hiburan rakyat, penyampai pesan sosial, dan identitas budaya. Tantangan di era digital, lanjutnya, justru menjadi peluang dengan adanya dokumentasi digital, festival, hingga kolaborasi dengan musik modern.
Pusat Perpustakaan UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon Jadi Pusat Literasi Budaya
Diskusi ini tak hanya memperkaya wawasan akademik, tetapi juga menjadi wujud komitmen UIN Siber Syekh Nurjati dalam mengintegrasikan literasi budaya ke dunia pendidikan.
Dengan menghadirkan tradisi Panjang Jimat dan seni tarling dalam ruang akademik, UIN Siber Cirebon memperlihatkan perannya sebagai Cyber Islamic University yang tidak hanya berfokus pada transformasi digital, tetapi juga menjaga nilai luhur budaya lokal sebagai bagian dari identitas bangsa.