
UIN Siber Cirebon – UPT Pusat Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Siber Syekh Nurjati Cirebon atau yang dikenal sebagai Cyber Islamic University kembali menunjukkan perannya sebagai pusat edukasi dan pelestarian budaya. Kamis (2/10), digelar kegiatan Diskusi Budaya bertajuk “Tradisi Panjang Jimat dan Romantisme Seni Pertunjukkan: Jejak Luhur Budaya Cirebon” di Gedung SBSN lantai 8.
Acara menghadirkan dua narasumber sekaligus alumni kampus, yakni Farihin Niskala, M.Hum., seorang filolog dan sejarawan Cirebon, serta Akbarudin Sucipto, S.Sos., budayawan Cirebon. Kegiatan ini dihadiri oleh Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama Prof. Dr. Hajam, M.Ag., Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Cirebon, Gunawan, ATD., DEA, sejarawan, budayawan, serta mahasiswa lintas jurusan.
Kepala UPT Pusat Perpustakaan, Syibli Maufur, M.Pd., dalam sambutannya menegaskan bahwa diskusi budaya merupakan program unggulan dan rutin yang digagas perpustakaan.
“Kegiatan ini adalah bentuk kolaborasi kami dengan sejarawan dan budayawan, khususnya di Kota Cirebon, untuk menghadirkan ruang edukasi sekaligus pelestarian budaya kepada sivitas akademika dan generasi muda,” ujarnya.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Cirebon, Gunawan, ATD., DEA, menyampaikan apresiasi atas konsistensi UIN Siber Syekh Nurjati dalam mengangkat nilai sejarah dan budaya lokal.
“Kami bangga dan siap mendukung penuh kegiatan yang mengedukasi generasi muda, khususnya Gen Z, agar mereka mengenal sejarah dan kebudayaan Cirebon. Ini adalah upaya strategis menjaga warisan leluhur,” ungkapnya.
Senada, Prof. Dr. Hajam, M.Ag., dalam sambutannya menekankan bahwa kegiatan semacam ini sejalan dengan visi UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon.
“Diskusi budaya bukan hanya menambah wawasan, tetapi juga bagian dari visi misi kampus yang menghormati dan menjunjung tinggi kearifan lokal sebagai bagian integral dari pendidikan,” tuturnya.
Melalui kegiatan ini, UPT Perpustakaan UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon meneguhkan komitmennya untuk terus menjadi wadah dialog budaya, sekaligus memperkuat sinergi akademisi, sejarawan, budayawan, dan pemerintah dalam menjaga jejak luhur budaya Cirebon.