Wakil Rektor UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon Hadiri AICIS+ di UIII Depok: Sinergi Intelektual Muslim Menuju Islam yang Berkeadilan dan Berkelanjutan

UIN Siber Cirebon (Depok) — Hari ini, Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) di Depok menjadi saksi berlangsungnya Akademi Ilmuwan Cendekia Islam Se-Indonesia (AICIS+) , sebuah forum akademik bergengsi yang menghimpun para cendekiawan Muslim dari seluruh penjuru negeri. (29/10).

Bertempat di Gedung Academic Conference Center UIII, acara resmi dibuka oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Republik Indonesia, Prof. Dr. (Phil.) Kamaruddin Amin, M.A., yang menegaskan pentingnya kolaborasi intelektual lintas disiplin dalam merespons tantangan global melalui perspektif Islam yang moderat, inklusif, dan berkeadilan.

“Forum seperti AICIS adalah ruang penting bagi para ilmuwan Muslim untuk menghadirkan Islam sebagai inspirasi solusi global, bukan sekadar objek kajian akademik,” ujar Prof. Kamaruddin dalam sambutannya di hadapan ratusan peserta.

Suasana kampus UIII tampak semarak sejak pagi. Para akademisi, peneliti, dan mahasiswa dari berbagai universitas dalam dan luar negeri memenuhi ruang konferensi. Dialog lintas generasi, lintas disiplin, dan lintas budaya mengalir hangat, mencerminkan semangat akademik Islam yang terbuka, kritis, namun tetap berakar pada nilai-nilai spiritualitas universal.

Islam, Ekoteologi, dan Transformasi Teknologi: Tema untuk Masa Depan yang Berkelanjutan

AICIS+ tahun ini mengusung tema besar “Islam, Ecotheology, and Technological Transformation: Multidisciplinary Innovations for an Equitable and Sustainable Future.” Tema ini menjadi payung bagi puluhan sesi panel, diskusi paralel, dan presentasi penelitian yang menggali berbagai isu aktual — mulai dari ekonomi syariah digital, etika teknologi, pendidikan Islam berbasis nilai, hingga peran perempuan dalam pengembangan ilmu pengetahuan Islam.

Diskusi-diskusi berlangsung dinamis dan penuh apresiasi. Para peserta saling bertukar pandangan mengenai bagaimana Islam dapat menjadi energi moral dalam menjawab krisis lingkungan dan transformasi teknologi global yang melaju pesat.

Para Wakil Rektor UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon Hadir dan Apresiasi Semangat Keilmuan AICIS+

Turut hadir dalam kegiatan ini para pimpinan perguruan tinggi Islam dari berbagai daerah, termasuk Wakil Rektor I, II, dan III UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon — Dr. H. Ayus A. Yusuf, M.Si., Prof. Dr. H. Jamali, M.Ag., dan Prof. Dr. Hajam, M.Ag.

Menurut Prof. Jamali, AICIS+ ke-24 menjadi momentum penting bagi kebangkitan intelektual Islam Indonesia.

“AICIS menunjukkan bahwa Islam memiliki daya hidup yang luar biasa dalam menjawab tantangan zaman. Forum ini mempertemukan pemikir besar dan gagasan segar yang siap membawa peradaban Islam menuju masa depan yang berkeadilan dan berkelanjutan,” ujar Prof. Jamali.

Keynote Speech Menggugah: Revitalisasi Pemikiran Islam Kontemporer

Salah satu sesi paling menarik hari pertama AICIS+ adalah keynote speech dari Prof. Dr. Faris Noor (Malaysia), yang menyoroti urgensi revitalisasi pemikiran Islam kontemporer. Ia menegaskan bahwa cendekiawan Muslim harus menjadi produsen ide, bukan sekadar pengikut wacana global.

“Kita tidak boleh puas menjadi komentator peradaban. Tugas kita adalah mencipta gagasan yang relevan dengan tantangan zaman,” tegas Prof. Faris Noor disambut tepuk tangan meriah peserta.

Pernyataan itu memicu diskusi hangat dalam sesi tanya jawab, di mana akademisi lintas disiplin berdialog secara kritis namun penuh rasa hormat — mencerminkan wajah Islam akademik yang inklusif dan beradab.

Ruang Pameran, Seni, dan Semangat Intelektual Muda

Selain sesi akademik, AICIS+ juga menghadirkan pameran riset dan inovasi digital berbasis nilai Islam, yang menampilkan publikasi terbaru dari lembaga riset, penerbit akademik, dan perguruan tinggi Islam.

Mahasiswa UIII turut berperan aktif sebagai panitia dan relawan, menunjukkan keterlibatan generasi muda dalam membangun ekosistem keilmuan Islam yang progresif dan global. Acara juga dimeriahkan oleh pertunjukan seni budaya Islam Nusantara, memperkuat narasi bahwa Islam Indonesia adalah wajah peradaban yang damai, kaya tradisi, dan terbuka terhadap dunia.

AICIS+: Forum Intelektual, Ruang Kolaborasi, dan Inspirasi Peradaban

Menjelang senja, para peserta meninggalkan kampus UIII dengan wajah penuh semangat dan jaringan kolaborasi baru. Hari pertama AICIS+ menegaskan bahwa forum ini bukan sekadar ajang akademik, melainkan wadah pertemuan ide, nilai, dan semangat membangun peradaban Islam yang manusiawi dan berkelanjutan.

Dengan semangat ini, Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) menegaskan perannya sebagai pusat keunggulan akademik dan diplomasi intelektual Islam global — menjembatani tradisi keilmuan Islam klasik dengan tantangan teknologi dan ekologi masa depan.