UIN Siber Cirebon – Dalam semangat mewujudkan visi sebagai Universitas Islam Siber yang Unggul dan Berkelas Dunia, UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon melalui Unit Kegiatan Mahasiswa Hay’atu Tahfidzil Qur’an (UKM HTQ) kembali menyelenggarakan Semarak Seni Qur’ani (SSQ) 2025 di Gedung Pascasarjana pada Senin, 3 November 2025.
Kegiatan ini menjadi salah satu agenda tahunan yang bertujuan menumbuhkan semangat Qur’ani di kalangan mahasiswa serta memperkuat karakter religius melalui seni, kreativitas, dan tahfidz Al-Qur’an.
Dengan mengusung tema “Menyalakan Pelita Qur’ani Lewat Seni, Menerangi Jalan Kebaikan Melalui Kebermanfaat,” SSQ 2025 merepresentasikan semangat kampus siber untuk menghadirkan pembelajaran yang tidak hanya digital dan modern, tetapi juga berakar pada nilai-nilai Qur’ani.
Menumbuhkan Nilai Qur’ani di Kampus Siber
Ketua Umum UKM HTQ, Muhammad Aditya Fauzie, menegaskan bahwa kegiatan ini menjadi wujud nyata misi universitas dalam mengembangkan pendidikan Islam berbasis siber yang berdaya guna dan bernilai spiritual.
“Semangat kebersamaan dalam dakwah Qur’ani harus terus dijaga. Melalui kegiatan ini, kita ingin membuktikan bahwa cinta kepada Al-Qur’an bisa diwujudkan lewat seni dan kreativitas,” ujarnya.
Kegiatan SSQ 2025 sejalan dengan misi UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon untuk menyelenggarakan pendidikan jarak jauh berbasis siber yang menghasilkan sumber daya manusia kreatif dan profesional, sekaligus membentuk karakter mahasiswa yang berakhlak Qur’ani dan berdaya saing global.
Rangkaian Acara dan Cabang Lomba Qur’ani
Kegiatan SSQ 2025 diikuti oleh mahasiswa UIN SSC dan peserta umum. Acara utama terdiri dari Opening Ceremony, Seminar Tahfidz Nasional, dan Wisuda Tahfidz, yang menggambarkan semangat Qur’ani dan kolaboratif di lingkungan kampus siber.
Enam cabang perlombaan turut digelar dalam SSQ 2025, yaitu:
- HMQ 1 Juz
- HMQ 5 Juz
- Cover Sholawat
- MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an)
- MKQ Digital
- MKTIQ (Musabaqah Karya Tulis Ilmiah Qur’ani)
Menurut Ketua Pelaksana Annisa Nur ‘Aini, SSQ bukan hanya ajang perlombaan, tetapi wadah pembentukan karakter Qur’ani.
“Acara ini bukan sekadar seremonial wisuda, tetapi wadah pembentukan karakter Qur’ani di tengah arus modernisasi,” tuturnya.
Seminar Tahfidz Nasional: Inspirasi dari Dua Narasumber
Kegiatan ini juga menghadirkan dua pembicara nasional dalam Seminar Tahfidz Nasional, yaitu:
Abah K.H. Lukman Hakim, M.A., M.M., yang membawakan materi tentang keistimewaan dan urgensi menghafal Al-Qur’an, dan Ustaz Muhammad Razif, trainer metode 6D Tahfidzul Qur’an, yang menjelaskan strategi menghafal Al-Qur’an di era digital.
Dalam ceramahnya, Abah K.H. Lukman Hakim mengingatkan pentingnya menjaga Al-Qur’an di dalam hati:
“Kalau kita menganggap sesuatu penting, kita simpan di tempat paling aman. Maka jika kita menganggap Al-Qur’an penting, tempat terbaik untuk menyimpannya adalah di dalam hati.”
Ustaz Muhammad Razif menambahkan:
“Hafalan yang tidak diajarkan akan mudah hilang, tetapi jika dibagikan, maka akan abadi di hati.”
K.H. Lukman Hakim, M.A., M.M.
Seni dan Spiritualitas dalam Era Siber
Pembina UKM HTQ, K.H. Muhadditsir Rifa’i, M.Pd.I., menilai bahwa kegiatan ini selaras dengan tujuan universitas dalam mengintegrasikan ilmu pengetahuan dan spiritualitas Islam di era teknologi.
“Menghafal Al-Qur’an memang berat, tapi di situlah letak kemuliaannya. Dan ketika kita bicara tentang seni, hampir seluruh sendi kehidupan kita diliputi oleh seni,” ungkapnya.
Kegiatan ini menjadi bentuk penerapan langsung dari tujuan UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, yaitu menghadirkan pendidikan siber yang inklusif dan berwawasan global, sekaligus menanamkan nilai-nilai religius dalam kehidupan mahasiswa.
Generasi Qur’ani Unggul di Era Digital
Melalui Semarak Seni Qur’ani 2025, UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon menegaskan komitmennya untuk melahirkan generasi Qur’ani yang berilmu, berakhlak, dan berdaya guna bagi masyarakat — sejalan dengan visi universitas sebagai Universitas Islam Siber yang Unggul dan Berkelas Dunia.
SSQ 2025 menjadi bukti bahwa nilai-nilai Al-Qur’an dapat dikemas secara kreatif melalui seni dan teknologi, sehingga mampu menarik minat generasi muda untuk mencintai, menghafal, dan mengamalkan Al-Qur’an di tengah tantangan era digital.
